"Kita memperlajari bensin yang tersedia di berbagai negara. Untuk Indonesia kita perbandingan kompresi yang kita gunakan 13:1 Syaratnya, harus menggunakan bensin dengan nilai oktan di atas 90," jelas Susumu Niinai
Hal tersebut disampaikan oleh Susumu Niinai, Program Manager Powertrain, Develpoment Div, Mazda Motor Corporation, dalam acara Technology Forum dengan wartawan yang diselenggarakan hari ini di Grand Ballroom, Hotel Kempinski, Jakarta. Untuk itu, Mazda mangajak pula desainer khusus eksterior, Yoshito Iwauchi dan Hideaki Tanaka, Program Manager Product Div. Acara juga dihadiri oleh Presiden Direktur Mazda Motor Indonesia, Keizo Okue.
Susumu Ninai menjelaskan, dengan paket teknologi Skyactiv yang digunakan pada Mazda XC-5 yang baru diluncurkan, konsumsi bahan bakar bisa diirit sampai 15 persen. Hal yang berlaku juga untuk torsi (naik 15 persen) dan karbondioksida atau CO2 turun 15 persen.
Sebaliknya, biaya untuk mendapatkan paket teknologi tersebut biaya tidak setinggi hybrid. Karena itu pula, mobil yang dilengkapi dengan teknologi Skyactiv masih terjangkau. Contoh, Mazda CX-5 - satu-satunya dan produk pertam,a Mazda yang sudah dipasangi teknologi Skyactiv - dibandrol Rp 469 juta. Saat ini, propduk Mazda yang dipasarkan di Indonesia dan telah menggunakan paket teknologi Skyactiv adalah CX-5, SUV 5-penumpang.
Mesin
Untuk mesin bensin, Mazda menyebutnya Skyactiv-G dan Skyactiv-D untuk mesin diesel. Di Indonesia Mazda hanya memasarkan mesin bensin. Sedangkan model yang sudah dilengkapi dengan teknologi ini adalalah CX-5 yang baru saja diluncurkan.
Untuk meningkatkan efisiensi kerja mesin, Mazda menggunakan sistem injeksi langsung dengan perbandingan kompresinya 13:1. Mazda menggunakan perbandingan kompresi 13: 1 (bukian 14:1) karena dengan bensin yang tersedia di Indonesia.
“Kita memperlajari bensin yang tersedia di berbagai negara. Untuk Indonesia kita perbandingan kompresi yang kita gunakan 13:1 Syaratnya, harus menggunakan bensin dengan nilai oktan di atas 90.” Ditambahkan, untuk Eropa, Mazda sudah menggunakan perbandingan kompresi 14:1. Pasalnya, di kawasan sudah tersedia bensin untuk mesin dengan kompresi tinggi.
Cara lain yang dilakukan untuk meningkatkan efisiensi kerja mesin adalah mengurangi bobot sampai 10 persen dengan menggunakan material yang lebih ringan tanpa mengorbankan kekuatan dan kekokohann. Lainnya, gesekan antar komponen mesin dikurangi 30 persen. Sedangkan piston dan sistem pembuangan rancang ulang sehingga mesin bekerja lebih efisiensi lagi.
Transmisi (Drive)
Untuk transmisi, Mazda berusaha menurunkan bobotnya. Caranya gerakan dipindahkan langsung. Pilihannya, Mazda untuk ini adalah “dual clutch” (kopling ganda), CVT dan menggunakan converter torque. Melalui, transmisi, Mazda mengklaim bisa mengirit 4-7 pesen konsumsi bahanbakar.
“Dengan cara ini, udara yang mengalir di kolong mobil lebih lancar,” jelas Yoshito Iwauchi.
Bodi
Untuk mengurangi bobot pada rangka, strukturnya dioptimalkan. Mazda mengklaim, bisa menurunkan bobot bodi sampai 8 persen tanpa mengurangi kekokohannya.
Sasis
Komponen sasis juga dimanfaatkan untuk mengurangi bobot mobil. Untuk ini desainnya diubah, titik penyangga lengan belakang diperbaiki. Dengan tersebut,bobot sasis bisa dikurangi 14 persen.
Desain
Mazda juga berusaha membuat desain bodi atau eksterior makin aerodinamis. Caranya tidak hanya di depan, samping, atap dan belakang, permukaan kolong juga dibuat rata.
“Dengan cara ini, udara yang mengalir di kolong mobil lebih lancar,” jelas Yoshito Iwauchi. Bahkan, pada samping belakang CX-5 dibuat sirip yang berada di bawah spoiler belakang, yaitu sirip bumerang (boomerang fin). “Tujuannya untuk mencegah turbulensi udara. Termasuk lampu belakang yang agak menonol keluar dari permukaan bodi,” jelas Iwauchi. Karena itu pula, diklaim CX-5 cdnya hanya 0,33, terendah di kelasnya.
Sebenarnya, Mazda juga melakukan pengembangan lain untuk mengirit konsumsi bahan bakar. Namun belum digunakan pada CX-5, yaitu idling stop system dan regenerative braking. Namun Mazda sudah menggunakan pada beberapa produknya yang dipasarkan di Jepang.
No comments:
Post a Comment